1. Pasangan membangunkan untuk melakukan hubungan intim di tengah malam, tapi kemudian ia bertindak seperti dia tidak ingat apa-apa tentang hal itu pada hari berikutnya. Apa yang terjadi?
Dia mungkin memiliki kondisi yang disebut seks-somnia, kata Debby Herbenick, PhD, seorang ilmuwan penelitian di Center for Sexual Health Promotion, Indiana University. Menurut penulis buku Sex Made Easy ini, bangun di pagi hari dengan tidak ingat hubungan seks atau masturbasi di tengah malam tidak terlalu umum, tetapi ia mengatakan hal itu akhir-akhir ini banyak terjadi, terutama di kalangan laki-laki. Herbenick menyatakan dapat menjadi masalah serius jika seks-somnia dilakukan pada orang yang salah. Herbenick merekomendasikan untuk berkonsultasi segera pada spesialis gangguan tidur.
2. Saya diam-diam lebih menyukai sex-toys ketimbang berhubungan seks dengan pasangan saya, normalkah?
Bagi banyak wanita (dan pria), masturbasi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih bisa "diandalkan", seperti mengambil jalan raya versus jalan pedesaan yang indah, kata Yvonne K. Fulbright, PhD, pakar seksologi. Ia menyatakan, penelitian menunjukkan bahwa perempuan menikah cenderung melakukan masturbasi lebih banyak dari mereka yang lajang. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai alasan, kata Fulbright. "Mungkin mereka dibiarkan menggantung, atau pasangan mereka tidak menginginkan ketika mereka berada dalam mood," katanya. Namun, ia menggarisbawahi kehadiran dan pengertian pasangan merupakan bagian penting dari hubungan intim sehingga dapat menjadi masalah jika salah satu dari Anda secara teratur menyelinap untuk menemukan kesenangan sendiri. Fulbright menekankan pentingnya memperkenalkan sex-toys favorit Anda pada pasangan sehingga ia tidak merasa ditinggalkan.
3. Mungkinkah saya alergi terhadap sperma pasangan saya?
Alergi sperma bagi sebagian orang tak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan rasa terbakar, nyeri, bengkak dan kadang-kadang masalah pernapasan, kata Lauren Streicher, MD, asisten profesor kebidanan dan ginekologi di Northwestern University Feinberg. Hampir setengah dari reaksi alergi terjadi setelah pertama kali seseorang berhubungan seks, tapi berangsur-angsur hilang. Jika masalah ini terjadi terus-menerus, Streicher menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
4. Apakah saya satu-satunya yang tak menggilai aneka posisi dalam seks?
Fulbright mengatakan meski jumlah orang yang melakukan seks anal tampaknya telah meningkat selama beberapa tahun terakhir, namun masih cukup rendah dibandingkan dengan seberapa sering kita mendengar tentang hal itu. Menurutnya, hanya sekitar 21 persen wanita berusia akhir 20 dan 30-an tahun, dan sekitar 12 persen perempuan di usia 40-an tahun, serta 21-27 persen pria dalam kelompok usia yang sama yang melakukannya, menurut data dari Kinsey Institute. "Hubungan intim yang hebat adalah selama Anda dan pasangan Anda merasa nyaman dan menikmatinya," kata Fulbright.
5. Apakah kami satu-satunya pasangan di dunia tidak berhubungan seks sama sekali?
Sekitar 7 persen orang menikah dan 17,7 persen orang berusia 30-40 tahun di AS mengatakan mereka belum pernah berhubungan seks dalam setahun, menurut Survei Nasional Kesehatan dan Perilaku Seksual AS 2010. Fulbright mengingatkan, jika Anda terlalu malas untuk melakukannya, setidaknya cari alasan lain untuk melakukannya: seks memperbesar otot dasar panggul, melumasi jaringan vagina yang dapat membantu mencegah infeksi, mengurangi stres, dan meringankan derita migrain, serta nyeri punggung kronis dan kram terkait sindom pramenstruasi. Seks juga memiliki potensi untuk menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan bisa meningkatkan sistem kekebalan Anda.
Demikian artikel tentang Pertanyaan Tentang Seks Bikin Malu ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Pertanyaan Tentang Seks Bikin Malu ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.